Ramadhan, Kemerdekaan dan Kebebasan Jiwa

Senja sya’ban mulai tenggelam ditelan cakrawala. Pertanda bulan baru mulai tiba. Ya.. bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat dan keberkahan bersua kembali dengan jiwa-jiwa yang dahaga akan kasih sayang sang Pencipta.
(ditulis untuk dijaminmurah.com)
Ramadhan kembali tiba. Disetiap penjuru negeri masyarakat sibuk menyambutnya. Semua ini dikarenakan bulan yang diagungkan oleh umat Islam tersebut kembali menyapa dengan rahmat dan keberkahannya. Ramadhan kali ini terasa mempunyai nuansa lain. Spanduk seruan Ramadhan terpampang berdampingan dengan kibaran sang merah putih. Ya..Nuansa lain itu terjadi karena Ramadhan tahun 1430 H waktunya hampir bersamaan dengan hari kemerdekaan RI yang ke 64. Selain itu kemerdekaan dan Ramadhan tahun ini juga dimeriahkan dengan adanya lomba ngeblog yang diselenggarakan oleh dijaminmurah.com, sehingga memacu para blogger untuk beradu prestasi. Lain dari pada itu memang dalam sejarah bangsa Indonesia tercatat bahwa kemerdekaan bangsa ini dari cengkraman penjajah terjadi dibulan Ramadhan yaitu pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 sehingga tidak berlebihan apabila kita mencoba menarik benang merah antara makna kemerdekaan dalam konteks proklamasi dengan kemerdekaan dalam konteks Ramadhan.
Kemerdekaan dalam konteks proklamasi mempunyai makna, terbebasnya bangsa Indonesia dari kaum penjajah sehingga menjadi bangsa yang memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur dirinya sendiri. Sedangkan kemerdekaan dalam konteks bulan Ramadhan adalah terbebasnya jiwa dari belenggu nafsu yang menjajah diri kita seperti arogansi, kebohongan, iri, marah, dengki, penindasan, kesewenang-wenangan dan sejumlah penyakit hati lainnya yang melekat pada diri manusia.
Selanjutnya kalau kita simak lebih dalam dengan hati yang jernih ternyata bahwa kemerdekaan dalam konteks proklamasi seakan masih menjadi angan-angan bangsa ini. Bangsa yang telah 64 tahun merdeka ini ternyata belum bisa membuktikan bahwa dirinya merdeka. Bangsa ini masih sangat mudah diatur oleh kekuatan asing dalam perekonomian, politik dan sendi kehidupan lainya. Di sudut penjuru negeripun masih dihiasi dengan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Bahkan yang lebih parah lagi bangsa Indonesia begitu mudah dipermainkan oleh negeri lain. Beberapa pulau telah dicaplok negeri jiran Malaysia tanpa perlawanan yang berarti, kebudayaan bangsa Indonesia dicuri dengan mudahnya. Ya..seakan telah hilang kehormatan bangsa Indonesi yang beberapa tahun yang lalu menjadi macan Asia. Pertanyaan terbersit dalam hati : Sudah merdekakah bangsa Indonesia ?
Tidak dapat dipungkiri bahwa hilangnya makna kemerdekaan dalam konteks proklamasi tesebut disebabkan mulai lunturnya makna kemerdekaan dalam konteks Ramadhan. Pada dasarnya Ramadhan adalah sebuah arena pembebasan. Pembebasan setiap jiwa manusia dari sifat-sifat syaitoni maupun hewani. Makna inilah yang belum benar-benar diresapi dan dijalani oleh masyarakat Indonesia. Sehingga yang terjadi adalah Ramadhan hanya sekedar menjadi rutinitas tahunan belaka. THR, mudik, antrian tiket, harga bahan pokok naik, hiburan dan liburan justru menjadi bahasan utama dibandingkan dengan implementasi nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan masih terjajahnya hati manusia Indonesia oleh syifat-sifat syaitoni dan hewani, maka secara langsung akan mempengaruhi tatanan masyarakat dan pemerintahan yang penuh dengan ketidakpastian, dan kesemrawutan, yang pada akhirnya mempengaruhi bangsa ini. Korupsi merajalela tanpa terkendali, penggusuran, mafia peradilan dan sederet tindakan kesewenang-wenangan akan terus menghiasi negeri tercinta. Kemerdekaan sejati tinggal mimpi yang tidak pernah terwujud.
Sudah saatnya kita berfikir akan makna kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan yang berarti pembebasan setiap jiwa dari nafsu angkara. Kemerdekaan yang bermakna pengendalian diri. Kemerdekaan jiwa yang berimplikasi terhadap kemerdekaan bangsa dalam arti yang sesungguhnya. Dan kemerdekan itu bisa kita dapatkan apabila setiap insan bangsa ini menjadi alumni Ramadhan yang sejati.
Marhaban ya ramadhan … Merdeka !!!

13 komentar:

Setyawan 2 September 2009 pukul 09.29  

Jadikan ramadhan bulan tarbiyah

Kang Dedy 5 September 2009 pukul 09.56  

MARHABAN YA RAMADHAN
MERDEKA....!

BULAN SUCI PENUH RAHMAT

Lady E 5 September 2009 pukul 14.25  

Ahlan wa sahlan ya Ramadhan..Setahun
sekali Ramdhan tiba membawa rindu yg menggunung..
Semoga kita mendapat berkat & rahmat di
bulan mulia ini..Amin..

NURA 6 September 2009 pukul 01.05  

salam sobat
marhaban ya ramadhan
selamat menunaikan ibadah puasa.
trims pencerahan jiwanya sobat,,

saya sudah follow nich ya,,,
salam kenal dari NURA ALJUBAIL.S.A.

Unknown 8 September 2009 pukul 06.12  

met puasa y^^
puasa juga sumber kehidupan dan pencerahan
udh aku follow tuh, sekalian linknya kupsg, tenkyuuuu

duadua 14 September 2009 pukul 01.41  

jadikanlah bulan ini sebagai sarana untuk mendapatkan ampunanNya

Anonim,  14 September 2009 pukul 09.47  

Waw...wah aku telat nih datang kesini..hehe
Sukses selalu sob

masifud 18 September 2009 pukul 09.06  

amien taqobbal yaa kariim....

kang deden 18 September 2009 pukul 15.28  

mafkan kawan semoga allah menerima ibadah kita amin

Blogger mobile 18 September 2009 pukul 21.34  

Ramadlan adalah bulan yang mulia. Semoga dibulan ini kita mendapat THR (Taufik Hidayah Rahmat) tapi kini Ramadlan akan segera berlalu..hmmm

Ocim 21 September 2009 pukul 03.02  

taqobalallhu minna wa minkum.. mohon maaf lahir batin kang

Jual Printer Bekas 17 Juni 2014 pukul 02.28  

jadi gk sabar nunggu ramadahn ge di tahun 2014 ini, kangen banget ;)

Posting Komentar

  © Blogger template Coozie by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP